Merajut Doa, Kebersamaan, dan Berkah Tanpa Beban Kas Masjid
Setiap malam Jum’at, setelah sholat Maghrib berjamaah, Masjid Al Munawwaroh memiliki tradisi mulia yang telah mengakar kuat di tengah masyarakat: tahlil dan doa bersama. Kegiatan ini menjadi wadah bagi seluruh jamaah untuk mendoakan keluarga, kerabat, sahabat, serta kaum muslimin dan muslimat—baik yang masih hidup maupun yang telah mendahului kita.
Doa yang Mengalir untuk Semua
Dalam suasana teduh ba’da Maghrib, gema kalimat tahlil, tahmid, tasbih, dan istighfar dipanjatkan bersama-sama. Bacaan doa dipimpin secara bergantian oleh jamaah yang hadir. Di momen ini, setiap hati dipersatukan dalam keikhlasan dan kasih sayang antar sesama.
Tahlilan ini bukan hanya menjadi rutinitas, tetapi juga menjadi sarana memperkuat ukhuwah, menumbuhkan kepedulian, serta mengingatkan kita pada kehidupan akhirat.
Kebersamaan yang Dibarengi Berkah Hidangan
Salah satu keistimewaan kegiatan ini adalah suasana kekeluargaan yang begitu terasa. Setelah tahlil selesai, jamaah sering membawa makanan, minuman, atau camilan secara sukarela. Bahkan tidak jarang kegiatan ini dimanfaatkan sebagai momentum tasyakuran, di mana keluarga yang bersyukur atas nikmat Allah menyajikan nasi dan lauk pauk untuk jamaah.
Semua hidangan yang ada merupakan bentuk keikhlasan para jamaah. Tidak satu pun berasal dari uang kas masjid, sehingga kegiatan berjalan dengan ringan, penuh keberkahan, dan tanpa membebani anggaran masjid.
Tradisi yang Menjaga Silaturahmi
Kebersamaan di malam Jum’at ini bukan sekadar tradisi, tetapi wujud nyata betapa pentingnya silaturahmi dalam kehidupan umat Islam. Melalui tahlil dan doa bersama, jamaah saling mendoakan, saling menguatkan, dan saling berbagi rezeki.
Dengan izin Allah, semoga kegiatan ini terus menjadi sumber pahala, ketenangan hati, dan perekat persaudaraan di lingkungan Masjid Al Munawwaroh.
